Apa Itu Ballast Lampu, Fungsi dan Tipenya
Sebagian besar dari anda tentu pernah mendengar istilah ballast. Ya, istilah tersebut biasanya erat kaitannya dengan lampu TL. Yang menjadi pertanyaan besar, sebenarnya apa itu ballast? Bagaimana prinsip kerjanya, dan apa saja fungsinya?
Nah, pada kesempatan yang sangat baik ini, akan mengajak anda semuanya untuk belajar bersama mengenal apa itu ballast. Sebelum itu anda perlu tahu bahwa ada dua jenis ballast yang kita kenal saat ini. Yang pertama adalah ballast elektronik, dan yang kedua adalah ballast trafo.
Ballast elektronik adalah rangkaian kontrol yang berfungsi untuk menyalakan lampu TL (lampu fluorescent) yang punya efisiensi daya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ballast trafo. Tak heran jika saat ini banyak orang lebih memilih menggunakan ballast elektronik ketimbang ballast trafo.
Apa Itu Ballast
Sebelumnya telah disinggung sedikit terkait pengertian ballas, yakni sebuah rangkaian kontrol yang punya fungsi menyalakan lampu TL. Perlu anda ketahui bahwa ballast elektronik sebenarnya merupakan pengembangan dari ballast trafo. Ballast elektronik yang biasa digunakan pada lampu TL punya beberapa bagian seperti berikut.
• Starter kapasitor
• DC to AC converter
• Rectifier
Meskipun saat ini sudah banyak orang yang menggunakan bohlam ataupun lampu LED, namun sebagian orang masih memilih menggunakan lampu TL karena efisiensinya yang lebih baik. Maksud dari efisiensi di sini adalah perbandingan intensitas cahaya yang dihasilkan dengan daya listrik yang digunakan.
Disamping punya kelebihan efisiensi yang lebih baik, namun penggunaan lampu TL dengan ballast juga punya beberapa kekurangan seperti ukurannya yang relatif lebih besar hingga biaya yang lebih mahal. Meskipun begitu seiring perkembangan waktu dan penggunaan ballast elektronik, ukurannya bisa diperkecil.
Fungsi Ballast
Lantas sebenarnya apa fungsi dari ballast itu sendiri? Secara umum ballast berfungsi memberikan sumber tegangan AC 220 volt dari PLN untuk menyalakan lampu TL. Prinsip kerja rangkaian ballast adalah dengan mengubah tegangan listrik AC 220 volt dari PLN mejadi tegangan AC 500 hingga 800 volt dengan frekuensi 20 hingga 60 KHz.
Seperti yang telah kami katakan tadi bahwa ada dua jenis ballast yakni ballast trafo dan ballast elektronik. Ballast elektronika merupakan pengembangan dari ballast trafo dengan beberapa bagian seperti starter kapasitor, DC to AC converter, dan rectifier. Berikut fungsi dari masing-masing bagian ballast elektronik tersebut.
1. Starter kapasitor
Dalam ballast elektronika terdapat bagian yang bernama starter kapasitor. Bagian tersebut berfungsi untuk menyalakan lampu TL (fluorescent) saat pertama kalinya. Bagian ini sebenarnya tidak wajib, karena untuk ballast elektronik dengan frekuensi tinggi tidak memerlukan bantuan starter.
2. DC to AC converter
Bagian kedua yang bisa kita temukan dalam ballast elektronik adalah DC to AC converter. Bagian yang satu ini memiliki fungsi mengubah tegangan HVDC 320 volt menjadi tegangan yang lebih tinggi, yakni AC 500 hingga 800 volt dengan frekuensi 20 hingga 60 KHz.
3. Rectifier
Yang terakhir ada bagian bernama rectifier. Bagian rectifier ini memiliki fungsi mengubah tegangan listrik bolak-balik AC 220 volt yang berasal dari PLN menjadi tegangan searah (DC) tinggi (High Voltage DC /HVDC) 320 volt. Jadi fungsi dari rectifier ini kebalikan dari fungsi bagian DC to AC converter.
Tipe-tipe Ballast
Ballast elektronika memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan ballast trafo seperti bobot lebih ringan, efisiensi lebih tinggi, dan tidak terdeteksinya kedipan oleh mata. Namun tahukan anda bahwa ballast elektronik punya beberapa tipe yakni Flyback Inverter, Current Source Resonant, dan Voltage Source Resonant.
1. Flyback Inverter
Tipe ballast yang pertama adalah flyback inverter. Tipe yang satu ini memang tidak begitu populer di pasaran karena menggunakan pendekatan transien tegangan tinggi sehingga berdampak langsung dengan penggunaan rangkaian tegangan tinggi. Begitu pula dengan komponen transistor yang digunakan, juga yang bertegangan tinggi.
2. Current Source Resonant
Yang kedua ada tipe ballast current source resonant. Tipe ballast yang satu ini memperlukan komponen tambahan berupa induktor. Selain itu pada ballast current source resonant juga memerlukan transistor tegangan tinggi, sama seperti flyback inverter. Karakteristik transistor yang digunakan haruslah memiliki tegangan breakdown.
3. Voltage Source Resonant
Satu lagi tipe ballast yang sering digunakan ialah voltage source resonant. Tipe ballast yang satu ini memiliki spesifikasi yang lebih baik karena dapat mencegah interferensi gelombang radio. Sebenarnya masing-masing tipe ballast tadi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat dipilih sesuai kebutuhan.
Demikian penjelasan singkat terkait apa itu ballast, fungsi dan jenisnya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan anda seputar dunia elektronika pada umumnya, dan tentang ballast trafo dan ballast elektronik lampu TL khususnya. Jangan lupa share info ini ke teman-teman teknisi elektro lainnya.