Peralatan Input dan Output pada PLC

Pada pengoperasian PLC dibutuhkan komponen atau peralatan input dan output sebagai input logika. Peralatan input atau output tersebut bisa berupa kontak NO atau (Normally Open) ataupun kontak NC atau (Normally Close)

A. Peralatan Input

Peralatan input atau komponen input untuk mensupport sistem operasi PLC, memakai sumber listrik DC yang didapat dari PLC itu sendiri atau dari sumber lain sebesar 12 sampai dengan 24 Volt DC.

Peralatan input PLC bisa berupa tombol atau sakelar, push botton bisa juga sensor. Dari semua peralatan tersebut memiliki sistem kerja NO ataupun NC. Simbol dan bentuk peralatan biasanya berupa tombol/sakelar atau push button: Elemen signal input dibutuhkan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol dihidupkan.

Yang paling umum digunakan adalah sakelar tekan atau Push Button Switch. Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan signal, mengaktuasikannya dengan menekan tombol atau sakelar. Simbol yang digunakan:



Sakelar tekan manual secara umum untuk kontak NO (General Push-button Switch, NO)


Sakelar tekan manual, diaktifkan dengan cara ditekan untuk kontak NO. Sakelar tekan manual, di non-aktifkan dengan cara ditekan untuk kontak NC

1. Sakelar Pembatas (Limit Switches)

Sakelar Pembatas Mekanik Jenis Penghubung (Mechanical Limit Switches Contacting Type), Sakelar pembatas ini digunakan sebagai indikasi dalam kontrol otomatis yang menyatakan bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin ataupun untuk silinder.

Biasanya sistem kontak yang digunakan adalah sistem yang tersambung bergantian (Change over). Sakelar pembatas ini akan bekerja jika tuas sakelar tertekan. Misalnya konstruksi dan simbol sakelar pembatas mekanik:


Tipe Tidak Sentuh (Non-Contacting Proximity Limit Switch)


Sakelar pembatas jenis ini biasanya digunakan jika sakelar pembatas mekanik tidak bisa dipakai. Macam jebis sakelar pembatas jenis ini antara lain:

a. Sakelar Pembatas (sensor) Reed

Pemakaian sakelar ini biasanya dikarenakan keadaan sekitar yang tidak memungkinkan dipasangnya sakelar mekanik, contohnya karena banyaknya debu, pasir ataupun karena lembab.

Sakelar ini diaktuasikan / diaktifkan dengan menggunakan magnet yang terpasang pada silinder. Dengan adanya magnet tersebut maka buluh kawat akan terputus atau tersambung jika magnet itu menjauhi atau mendekati buluh kawat tersebut.

b. Sakelar Pembatas Induktif

Dipakai jika sakelar pembatas mekanik ataupun buluh tidak bisa dipakai. Biasa digunakan untuk sensor penghitung benda kerja yang terbuat dari logam, pada suatu mesin atau ban berjalan.

Sakelar pembatas ini hanya akan bekerja atau terpakai untuk logam. Sakelar pembatas atau sensor ini biasanya terdiri dari Osilator, pemicu tegangandan penguat (amplifier). Biasanya ada dua macam jenis, yaitu yang dialiri arus bolak-balik AC dan arus searah DC, namun keduanya memiliki tegangan operasi antara 10-30 volt.

c. Sakelar Pembatas Kapasitif

Sensor kapasitif ini memiliki respons terhadap segala material, metal maupun non-metal. Namun sensor ini terpengaruhi oleh adanya perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh keadaan di sekitarnya, misalkan dengan debu logam.

d. Sakelar Pembatas Optik

Sensor ini akan memberi respon pada semua benda yang bekerja. Signal inputnya berupa sinar.

2. Sensor


a. Sensor cahaya berupa Fotoelektrik yang terdiri:

Sensor cahaya Fotoelektrik Head (Reflektif and Separate)
Sensor Fotoelektrik Amplifier


b. Sensor logam adalah sensor yang peka terhadap logam disebut
Sensor Jarak (proximity) terdiri atas:

PH Sensor (separate)
PH Sensor (Reflektif)


Proximity Detector atau Sensor Jarak pada dasarnya adalah detektor logam. Alat ini dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya sebuah logam tanpa sentuhan secara langsung / fisik. Hal ini untuk mencegah kerusakan dari benda atau alat dan memberi kemampuan mendeteksi adanya logam panas.

Umumnya sensor jarak dibuat untuk mendeteksi bahan logam fero baja. Namun ada beberapa jenis yang digunakan untuk mendeteksi logam lain. Jika sensor jarak dipakai pada permukaan yang mengandung metal atau serbuk metal, perlu dilakukan pengamanan dalam penempatan sensor agar terhindar dari bahan yang mengandung metal atau serbuk di area sekitarnya.

B. Peralatan Output

Peralatan output pada PLC adalah peralatan yang biasanya dipasang pada output PLC. Misalnya pada: solenoid, heater, motor listrik, relai, kontaktor magnit, lampu, buzzer, dll. Dengan syarat besar arus pada output PLC maksimal sebesar 2 ampere bila lebih maka harus memakai bantuan kontak (penghubung arus) semacam kontaktor magnet atau relai.

Peralatan output PLC bisa berupa arus DC (untuk PLC jenis transistor relai output) ataupun arus AC (hanya untuk relai output) dengan tegangan 5 sampai dengan 240 Volt. Dari peralatan input dan output diatas, maka hubungan antara peralatan tersebut dengan PLC bisa digambarkan seperti berikut:

Teknik Elektronika dan Radio Komunikasi

Iklan feed

Populer

Cara Mengukur Trafo dengan Multitester Analog / Digital

Rangkaian Lampu TL Tanpa Trafo Ballast

Apa Itu Ballast Lampu, Fungsi dan Tipenya