Jaringan SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan teknologi yang mempunyai struktur transport secara hierarki dan didesain untuk mengangkut informasi (payload) yang disesuaikan dengan tepat dalam sebuah jaringan yang telah ditetapkan oleh ITU-T G.707. Transmisi sinkron digital merupakan proses multiplex sinyal tributari secara multiplexing sinkron yang rekontruksi sinyalnya melalui elemen jaringan SDH yaitu : Terminal Multiplexer, Add/Drop Multiplexer (ADM) atau Digital Cross-Connect (DXC) dan akhirnya ditransmisikan melalui jaringan optik.
Pada penelitian ini teknik multipleksing yang digunakan adalah Time Division Multiplexing (TDM). Time-Division Multiplexing (TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana terdapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekuensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda.
Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses simulasi Bit Error Rate (BER) SDH dengan Time Division Multiplexing (TDM) pada STM-4. Proses simulasi SDH khususnya pada STM-4 memiliki bit error rate yang bervariasi namun dalam kisaran 0.2800-0.2900, hal ini mengindikasikan bahwa data yang salah saat proses pengiriman dalam kisaran 4970 – 5000 merupakan kesalahan pengiriman data yang cukup besar.
Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada dan membentuk hirarki digital baru yang mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal kecepatan tinggi dan rendah sehingga jaringan bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi pleisinchronous atau Plesinchronous Digital Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selama ini sebagai dasarnya, selanjutnya memultiplex keberadaan tributari PDH dalam metoda sinkron.
Tawaran-tawaran spesifik yang diciptakan oleh SDH diantaranya termasuk:
1. Self-Healing ring (SHR) yang akan bekerja secara otomatis jika jalur yang bekerja mengalami gangguan dengan cara mengalihkan informasi yang ada pada jalur trafik ke jalur yang lain.
2. Fleksibilitas yang tinggi dalam hal konfigurasi – konfigurasi kanal pada simpul – simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan – kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload trafic-nya maupun elemen – elemen jaringan.
3. Service on demand yakni provisi yang cepat end-to-end customer services on demand.
4. Akses yang flexibel dalam arti manajemen yang flexibel dari berbagai lebar pita tetap ke tempat – tempat pelanggan.
Sebelum munculnya SDH, hirarki pemultipleksan sinyal digital untuk Amerika / Kanada, Jepang dan Eropa berbeda – beda seperti dinyatakan pada tabel berikut.
Tabel Hirarki Multipleksing Sinyal Digital
Dengan SDH akan mendukung jaringan dari berbagai vendor secara uniform dengan manajemen jaringan berdasarkan antarmuka node jaringan (Network Node Interface/NNI) yang distandarkan oleh ITU-T dimana level hirarki SDH seperti pada tabel berikut.
Tabel Hirarki SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor dimultiplex secara langsung dan sederhana ke sinyal STM-1, untuk ke orde bit rate yang lebih tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya ke STM-16.
Keuntungan penggunaan struktur multiplexing sinkron adalah :
• Teknik multiplexing / demultiplexing sederhana
• Akses langsung untuk tributary – tributari kecepatan rendah
• Peningkatan kemampuan operasi dan pemeliharaan
• Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih tinggi.
Karena Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh ITU-T sehingga menghasilkan beberapa keunggulan, yaitu :
1. Kode saluran (Line code) yang dipakai merupakan standar untuk transmisi sinyal optik, sehingga menjamin kompatibilitas perangkat dari berbagai merek.
2. Strukturnya modular. Dari bitrate dasar (155,52Mbps) dapat disusun tingkatan multipleks yang lebih tinggi dengan bitrate kelipatan bilangan bulat dari bitrate sinyal STM-1. Struktur frame untuk STM-N ( N=1,4,16,64) identik, tidak didefinisikan sebagai frame baru seperti pada PDH.
3. Pengaksesan kanal tertentu dari sinyal multipleks secara langsung dengan bantuan pointer. Hal ini merupakan keuntungan pada aplikasi sistem Digital Cross Connector dan teknik percabangan ADM (Add Drop Multiplexer)
4. Adanya byte – byte overhead untuk keperluan supervisi, kontrol, dan manajemen.
5. Dimungkinkan transmisi sinyal PDH melalui teknik SDH.